Wednesday, December 24, 2008

NEGERIKU ... TUHANKU

Faathiru (al)ssamaawaati wa(a)l-ardhi ja'ala lakum min anfusikum azwaajan wamina (a)l-an'aami azwaajan yadzraukum fiihi laysa kamitslihi syay-un wahuwa (al)ssamii'u (a)lbashiir(u)Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan untuk kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan begitupula dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan, dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Syuura [42] :11)(al)ladzii khalaqa sab'a samaawaatin thibaaqan maa taraa fii khalqi (al)rrahmaani min tafaawutin fa(i)rji'i (a)lbashara hal taraa min futhuur(in)Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang (QS. Al-Mulk [67] :3)Sejak awal Allah telah menciptakan segala kejadian yang ada termasuk penciptaan makhluk-makhluk-Nya dalam keadaan berpasang-pasangan. Semua itu dibentuk untuk menjaga keseimbangan sistem yang berlaku dalam tatanan ciptaan itu sendiri. Tidak terkecuali didalamnya adalah manusia yang diciptakan secara heterogen : laki dan perempuan (dzakar wa untsa). Allah berfirman (al Hujurat: 13): "Wahai manusia, sungguh Kami telah meciptakan kamu dari seorang jenis lelaki dan wanita".Perhatikan pula (53:45): "Dan sungguh Dia yang menciptakan berpasang-pasangan, yaitu lelaki dan wanita" Dari adanya kedua jenis kelamin pada manusia ini maka nantinya akan ada kecenderungan terhadap masing-masing lawan jenisnya yang pada akhirnya akan mengikat mereka dalam satu kesatuan hubungan yang dari sana mereka memiliki kemampuan untuk berketurunan dan melestarikan spesies manusia itu sendiri.Melalui kitab al-Qur'an kita disuguhkan berbagai cerita tentang keinginan sejumlah manusia suci dalam pentas sejarah berbagai jaman yang sangat ingin mendapatkan keturunan, tercatatlah misalnya kisah Nabi Ibrahim dan istri beliau Sarah serta kisah dari Nabi Zakaria. Mereka mewakili contoh insan-insan normal yang berjalan diatas fitrah kemanusiawian mereka sebagaimana pembentukan awal dari Tuhan.Tapi ternyata tidak semua manusia berjalan lurus diatas garis alamiahnya, ada sejumlah orang yang malah cenderung untuk mengingkarinya dan membuat penyimpangan-penyimpangan dari kausalitas yang telah berlaku. Indonesiaku merupakan contoh paling dekat dengan fenomena-fenomena ini.Tidak terlalu jauh dari kota Palembang dimana aku berada, tepatnya didaerah Kasang Solok, Kecamatan Kumpe Ulu Kabupaten Muarojambi Propinsi Jambi ada seorang anak menggumuli ibu kandungnya hingga hamil dan bahkan melahirkan. Ironisnya pergumulan itu justru disyahkan oleh sang ibu kandung itu sendiri yang sudah menjanda belasan tahun dan dilakukan atas dasar suka sama suka.Ketika kasus ini terbongkar, sang anak yang bernama Feriyanto sama sekali tidak memperlihatkan tanda-tanda penyesalannya. Ia justru sempat mengatakan bahwa dia bingung harus memanggil apa kepada sang bayi yang lahir dari benih dirinya dan sang ibunda. Antara anak dan adik. (Lihat : Harian Sriwijaya Post edisi Senin, 28 Juli 2008 hal. 1)Nun jauh dari pulau Sumatera, melompat kita ketanah Jawa tepatnya daerah Jombang-Jawa Timut ada seorang pemuda bernama keren "Very Idham Henyansyah" alias Ryan melakukan serangkaian pembunuhan berantai dengan angka korban diatas 10 jiwa. Tambahan lagi, orang satu ini terakhir kali diketahui sebagai seorang yang saleh dan rajin kemasjid sekaligus sebagai pelaku homoseksual atau menyukai hubungan sesama jenis.Maha Suci Allah, aku memohon pertolongan kepada-Nya untuk semua keturunanku dari hal-hal keji semacam ini.Menelusuri ayat-ayat al Qur'an dan hadits-hadits nabi, memberikan penjelasan pada kita bahwa apapun alasan yang dibuat oleh manusia saat ini tak akan ditolerir oleh ajaran Islam. Kisah kaum Luth yang pernah terjadi di daerah sekitar Jordan dan Palestina bernama "Saduum/Soddom" (nama perbuatan ini lebih dikenal dengan nama sodomI. Sementara itu, dalam bahasa Arabnya, hubungan sejenis ini lebih dikenal dengan lawath, yang diambil dari kata Luth) merupakan dalil terjelas yang mengharamkan hubungan sejenis ini. Bahkan menurut al-Qur'an, perbuatan seperti ini adalah perbuatan keji yang tertinggi, yang tak seorang manusia manapun pernah melakukannya (Innakum lata'tuuna al faahisyah maa sabaqakum bihaa min ahadin minal'aalamiin). Al-Qur'an juga menyatakan perbuatan itu dilakukan oleh komunitas yang kaanuu qawma saw-in faasiqiin(a) (jahat dan fasik).Perbuatan hubungan sejenis, baik yang dilakukan oleh pria maupun oleh wanita, adalah perbuatan keji yang amat tercela. Sehingga Allah menegaskan, bahwa tak satu pun dari kalangan al'aalamiin (pada umumnya ulama menafsirkan seluruh makhluk Allah) yang pernah melakukannya. Artinya, babi-babi, kera-kera, anjing-anjing, tikus-tikus, hingga ulat-ulat dibalik tanah tak akan melakukan hal seperti ini, karena demikian memalukan. Tapi kenapa ada manusia yang melakukannya? Jawabannya, manusia telah berulah menjadikan diri mereka jauh lebih hina dari binatang itu sendiri.Ketika Ibrahim memohon kepada malaikat yang akan mengazab kaum Luth agar ditunda karena Luth masih berada dikalangan mereka, malaikat menjawab (Hud: 76): "Ya Ibraahim, a'ridh 'an haadza, innahu qad jaa amru rabbik ainnahum laatihim 'azdaabun ghaeru marduud" (Oiy Ibrahim, biarke baelah gawe ini. Sungguh keputusan Tuhanmu telah datang dan sungguh mereka akan didatangi adzab yang tidak tertolak).Sulit bagi kita untuk menutup mata, mendustai diri dari kenyataan, dan apalagi menyalahkan zaman atau alam sekitar. Menjamurnya penyaluran syahwat yang dilajur oleh dorongan biologis semata, syahdan bermunculanlah samen leven (living together, unmarried couples [konsep yang mempromosikan target nuclear family], homo seksualisme, lesbianisme, kumpul kebo), prostitusi (lokalisasi pelacuran), unwanted child (anak haram), single headed household (pola keluarga tunggal), single parent (single mother, single father), parentsless, penyakit kelamin (sipilis, raja singa, AIDS), hingga panti-panti asuhan anak terlantar dan sebatang kara sebagai akibat ulah kejahatan seksual, termasuk di antaranya adalah abortus provocatuscriminalis. Pergaulan bebas memang menjanjikan kepuasan yang tak kunjung tiba, akhirnya masing-masing pihak mencari cara kepuasan. Salah satunya adalah dengan mengganti jenis kelamin dengan harapan semoga kepuasan yang didambakan dapat terpenuhi.Okelah jika yang mengganti kelamin ini termasuk kelompok Khuntsa alias hermaphrodit alias berkelamin ganda. Dalam kasus ini dia memang harus dan wajib untuk menghilangkan salah satunya berdasar tinjauan ilmu kedokteran modern dan hukum Islam yang berkaitan. Misalnya dia cenderung kepada sifat kewanitaan namun dia ternyata tidak punya komponen sebagaimana halnya wanita (seperti payudara untuk menyusui, rahim untuk tempat reproduksi) maka dia harus memilih menjadi laki-laki, kecuali bila kondisinya memang mendukung. Tetapi faktanya kejadian didunia kita sekarang justru orang berganti kelamin bukan atas dasar pertimbangan tersebut melainkan hanya mengikut nafsunya semata.Ini semua salah satu akibat dari tidak tegasnya hukum diberlakukan.Mulai dari korupsi, kolusi, perzinahan, pembunuhan, perkosaan, malpraktek, klaim kerasulan dan beragam tindak kriminal lain sebagainya.Orang jadi tidak sungkan untuk maling duit negara, duit perusahaan, merekayasa laporan keuangan, berzinah terang-terangan, menggumuli lawan jenis dalam rumpun keluarga yang sama, melakukan pembunuhan dengan bermacam gayanya termasuk mutilasi, memperkosa dan seterusnya.Coba kalau hukum dinegara ini jalan dengan tegas, maka untuk pelaku homo dan lesbi mestinya uqtulil faa'ila wal maf'uula, untuk koruptor potong tangan, untuk penzinah dia didera didepan banyak orang, untuk pembunuh maka dia mesti di Qishash. Saya yakin negeri ini InsyaAllah aman dan relatif berkurang pesat tingkat kejahatannya.But, it is only a dream. A sweet dream that never come true.Dalam Mu'jam Tabrani dan lainnya dari hadits yang disampaikan Said bin Zubair, dari Ibnu Abbas; ia berkata, bersabdalah Rasulullah saw, "Tiada suatu kaum itu mengurangi takaran, mengelabuhi timbangan kecuali Allah akan mencegah hujan kepada mereka. Dan tiada nampak perzinaan pada suatu bangsa kecuali akan timbul maut atas mereka. Tidak lahir pada suatu kaum perbuatan riba kecuali Allah akan mengangkat penguasa yang gila. Tiada muncul pembunuhan pada suatu bangsa kecuali Allah akan memberi kekuasaan kepada musuh-musuh mereka. Dan tiada timbul suatu perbuatan homoseksual kecuali akan timbul pada mereka kehinaan (kemusnahan). Dan tiada suatu bangsa meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar, kecuali amal-amal mereka tidak akan terangkat dan doa-doa mereka tidak didengarkan" (HR.Tabrani).Hadits di atas adalah prediksi Rasulullah saw, yang sekarang ini telah menjadi kenyataan. Kasus-kasus sosial yang diangkat Nabi seperti: mengurangi takaran, mengelabuhi timbangan, 'melegal'-nya perzinahan, riba, pembunuhan, homoseksual, dan meninggalkan amar ma'ruf nahi mungkar. Kesemuanya merupakan kasus yang dapat melahirkan patologi sosial yang berakhir dengan sebuah musibah atau bencana. Akankah Indonesia ini akan selalu dan selalu ditimpa bencana karena kitanya sudah terlalu dan selalu pula sering melakukan penyimpangan ?So, khususnya dalam kasus waria.Mari kucilkan mereka, jangan beri tempat pada mereka untuk membaur dengan komunitas normal. Jangan bersikap masa bodoh. Sebab komunitas ini lama kelamaan akan merasa mendapat tempat dan diterima oleh masyarakat. Pada waktunya akan disyahkan perkawinan sejenis dan bla-bla lainnya.Kita bersyukur KPK memiliki gigi yang lumayan tajam dalam hal pemberantasan korupsi, tapi kapan kita akan punya kpk dalam hal perzinahan, pembunuhan, homoseksual, lesbian atau pelaku pengaku rasul baru ?Haruskah anak cucu kita ikut menjadi korban kebancian, pembunuhan, mutilasi, keperdayaan kesesatan ?-- Salamun 'ala manittaba al HudaKhud al hikmah walau min lisani al kafir

ISRA' - MI'RAJ

Inti sari hadisDari hadis-hadis yang sudah kita tuliskan sebelumnya, maka mari kita simpulkan dalam poin-poin terpentingnya.Dari hadis Abu Hurairah dari Al-Musayyab, yaitu:1. Tidak djelaskan posisi dan keberadaan Nabi saat itu (apakah sedang tidur atau sedang terjaga atau apakah beliau SAW sedang berada dimasjid Al-Haram, dirumah atau ditempat tertentu, hadis langsung bercerita mengenai pertemuan Nabi Muhammad dengan Nabi Musa)2. Nabi Muhammad SAW diceritakan bertemu dengan Nabi Ibrahim as dan oleh beliau, Nabi SAW diberi pilihan antara susu dan arak (Khamr), Nabi memilih susu3. Dihadis ini sama sekali tidak disinggung mengenai keadaan arwah para Nabi yang lain termasuk arwah Nabi Ibrahim, apakah sedang shalat atau tidak, tetapi yang jelas seperti sudah dijelaskan pada poin 2 diatas, Nabi Ibrahim diceritakan langsung memberi Nabi Muhammad pilihan minumanDari hadis Abu Hurairah dari Abu Salamah, yaitu :1. Digambarkan arwah para Nabi sedang Shalat di Baitul Maqdis (Yerusalem)2. Nabi Muhammad lalu jadi imam shalat dari para arwah Nabi-nabi setelah waktu Shalat masuk3. Setelah itu Nabi dikenalkan oleh seseorang (tidak jelas siapa orang tersebut) kepada malaikat penjaga neraka yang ada disana (di Baitul Maqdis, Yerusalem diantara jemaah arwah para Nabi). Dari hadis Anas bin Malik melalui jalur Az-Zuhri dari Abu Dzar adalah, yaitu :1. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang tidur dirumahnya dimekkah2. Atap rumahnya dibuka3. Malaikat Jibril turun lalu membedah dada Nabi SAW dan mencucinya dengan air zam-zam4. Nabi dan malaikat Jibril langsung pergi kelangit sampai lapisan ke-7 dimana disana beliau SAW bertemu dengan arwah Nabi Ibrahim as5. Peristiwa diatas digambarkan langsung terjadi tanpa terlebih dahulu mampir di baitul maqdis6. Nabi mendapat perintah shalat 50 kali dari Alalh7. Nabi langsung mengajukan dispensasi untuk menurunkan jumlah tersebut kepada Allah (tanpa terlebih dahulu bertemu dengan arwah Nabi Musa as)8. Allah langsung menurunkan beban dari 50 kali menjadi 1/2 nya (jadi 50 dibagi 2 adalah 25 kali shalat )9. Nabi turun kelangit berikutnya dan baru bertemu arwah Nabi Musa10. Arwah Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali11. Nabi kembali menghadap Allah dan mendapat dispensasi ulang sebesar 1/2 dari jumlah keringanan sebelumnya ( 25 dibagi 2 adalah 12.5 kali shalat )12. Nabi turun kelangit berikutnya dan bertemu lagi dengan arwah Nabi Musa13. Arwah Nabi Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali14. Nabi kembali menghadap Allah dan mendapat dispensasi ulang sehingga jadi 5 kali shalat dalam sehari semalamDari hadis Anas bin Malik melalui jalur Qatadah dari Ibnu Sha'sha'ah, yaitu :1. Saat itu Nabi Muhammad SAW sedang berada di :1.1. Samping rumah (tidak dijelaskan rumah siapa)1.2. Samping Ka'bah (redaksional yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal)1.3. Reruntuhan bangunan (redaksional yang juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal)1.4. Diatas bongkahan batu sambil berbaring (berdasar redaksional riwayat Bukhari dan Ahmad bin Hambal juga)2. Ada 3 orang malaikat mendatangi Nabi SAW3. Malaikat Jibril turun lalu membedah dada Nabi SAW dan mencucinya dengan air zam-zam4. Nabi naik Buraq kebaitul Maqdis5. Nabi shalat dengan arwah para Nabi dan menjadi imam mereka6. Nabi naik kelangit7. Dilangit Nabi berkenalan dengan arwah para Nabi (padahal sebelumnya diceritakan mereka masih ada di Baitul Maqdis)8. Sampai dilangit ke-6 Nabi bertemu arwah Nabi Musa9. Saat bertemu dengan beliau, arwah Nabi Musa malah menangis10. Dilangit Nabi SAW pergi kebaitul maqmur11. Bertemu dengan arwah Nabi Ibrahim as dan Nabi SAW diberi dua pilihan air minum12. Yaitu Arak dan susu plus madu13. Nabi memilih susu14. Nabi naik lagi ke Sidratul Muntaha15. Disana ada 4 sungai, 2 sungai didalam surga dan 2 sungai lainnya adalah sungat Eufrat dan Nil16. Nabi mendapat perintah shalat 50 kali17. Nabi turun kelangit berikutnya dan bertemu arwah Nabi Musa18. Arwah Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali19. Allah lalu menurunkan beban dari 50 kali menjadi 40 kali20. Nabi turun lagi kelangit berikutnya dan bertemu lagi dengan arwah Nabi Musa21. Arwah Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali22. Nabi kembali menghadap Allah dan mendapat dispensasi ulang sebesar 30 kali23. Nabi turun lagi kelangit berikutnya dan bertemu lagi dengan arwah Nabi Musa24. Arwah Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali25. Nabi kembali menghadap Allah dan mendapat dispensasi ulang sebesar 20 kali26. Terus berulang sampai akhirnya diturunkan menjadi 5 kali shalat27. Ketika Arwah Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali ...28. Ada seseorang memanggil Nabi dan berseru bahwa dispensasi yang diberikan sudah finalDari hadis Anas bin Malik melalui jalur Hammad bin salamah dari Tsabit Al-banani, yaitu :1. Nabi Muhammad SAW diberi Buraq lalu kebaitul Maqdis2. Disana Nabi SAW shalat bersama para arwah nabi yang lain dan jadi imam shalat mereka3. Malaikat Jibril memberi Nabi dua pilihan air minum, susu dan arak4. Nabi memilih susu5. Nabi lalu pergi kelangit6. Kembali bertemu dengan arwah para Nabi disetiap lapisan langit ( padahal sebelumnya diceritakan mereka masih ada di Baitul Maqdis )7. Nabi kesidratul Muntaha8. Allah mewajibkan 50 kali shalat9. Nabi turun kelangit berikutnya dan bertemu dengan arwah Nabi Musa10. Arwah Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali11. Nabi kembali menghadap Allah dan mendapat dispensasi, yaitu dikurangi 5 kali dari total jumlah sebelumnya ( jadi 50 - 5 = 45 kali )12. Kejadian ini terus berulang dan dispensasi dari Allah turun per-5 kali dari jumlah-jumlah sebelumnya ( dari 45 jadi 40, dari 40 jadi 35 dst )26. Akhirnya diturunkan menjadi 5 kali shalatDari hadis Anas bin Malik melalui jalur Syarik bin Abu Namr, yaitu :1. Nabi Muhammad SAW ada di Ka'bah2. Datang 3 orang malaikat kepada Nabi3. Malaikat Jibril membelah dada Nabi dan dicuci dengan air zamzam4. Nabi SAW naik Buraq menuju kebaitul maqdis5. Disana Nabi SAW shalat bersama para arwah nabi yang lain dan jadi imam shalat mereka6. Nabi naik kelangit7. Kembali bertemu dengan arwah para Nabi disetiap lapisan langit8. Diberi perintah shalat 50 kali9. Nabi turun kelangit berikutnya dan bertemu dengan arwah Nabi Musa10. Arwah Musa meminta kepada Nabi Muhammad agar kembali menghadap Allah untuk meminta dispensasi kembali11. Nabi kembali menghadap Allah dan mendapat dispensasi, yaitu dikurangi 10 kali dari total jumlah sebelumnya ( jadi 50 - 10 = 40 kali )12. Kejadian ini terus berulang dan dispensasi dari Allah turun per-10 kali dari jumlah-jumlah sebelumnya ( dari 40 jadi 30, dari 30 jadi 20 dst )13. Akhirnya diturunkan menjadi 5 kali shalat14. Nabi lalu turun kedunia15. Nabi terbangun dan berada di Masjidil HaramDari perbandingan antar riwayat Abu Hurairah melalui sanad Abu Salamah dengan riwayat Abu Hurairah melalui sanad Said bin Al-musayyab juga dengan semua riwayat lain menimbulkan kritik sebagai berikut :1. Mana yang benar : arwah para Nabi sedang shalat atau tidak ? Berdasar riwayat Al-Musayyab mereka tidak melakukan shalat.2. Jika jawabannya adalah "Ya", bagaimana dengan kasus Nabi Ibrahim memberi Nabi dua wadah minuman dalam riwayat Abu Hurairah dari Al-Musayyab ?3. Siapa yang jadi imam manusia : Muhammadkah atau Ibrahim as ?Bukankah Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia" (QS. Al-Baqarah (2) : 124) ? Padahal semua Nabi adalah manusia juga (lihat QS. Ibrahim (14) : 11 ) maka ketentuan surah Al-Baqarah ayat 124 diatas tentu termasuk jemaah para Nabi tersebut.4. Apakah Nabi mampir dulu ke Bait Al-Maqdis seperti mayoritas riwayat diatas ataukah tidak seperti riwayat Abu Hurairah melalui jalur Az-Zuhri dari Abu Dzar ?5. Dimana tepatnya posisi Nabi saat awal pemberangkatan ?5.1. Disamping rumah (tidak dijelaskan rumah siapa) ?5.2. Disamping Ka'bah ?5.3. Direruntuhan bangunan ?5.4. Diatas bongkahan batu sambil berbaring ?5.5. Didalam rumah beliau di Mekkah ?6. Benarkah Allah bersikap plin-plan dengan ketetapan-Nya sendiri dan seorang arwah Nabi Musa terkesan lebih mengetahui akan sesuatu yang belum terjadi daripada Allah dan Nabi Muhammad SAW yang notabene disatu sisi sebagai Al-Khaliq yang Maha mengetahui segala sesuatunya dan disisi lain adalah seorang Nabi yang harusnya lebih tahu kondisi umatnya ketimbang seorang Nabi yang sudah wafat ratusan tahun dari masanya ?Bukankah Allah berfirman : Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya dan Dia-lah yang Maha cepat hisab-Nya. (QS. AR-Ra'd (13) : 41)Tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan. (QS. Al-Baqarah (2) :77)Disini kita bisa mengambil persamaan contoh kasus dalam hal kebolehan melakukan hubungan suami istri dibulan Ramadhan (lihat QS. Al-Baqarah (2) : 187), secara jelas disebutkan betapa sesungguhnya Allah itu mengetahui akan kelemahan makhluk-Nya:Allah mengetahui bahwasannya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu ... (QS. Al-Baqarah (2) : 187)7. Berapa tepatnya jumlah pengurangan Shalat dari 50 kali itu ?7.1. Dari 50 kali langsung menjadi 1/2 nya seperti riwayat Anas bin Malik melalui jalur Az-Zuhri dari Abu Dzar ?7.2. Dari 50 kali bertahap menjadi 40 kali (berkurang per-10 kali) seperti riwayat Anas bin Malik melalui jalur Qatadah dari Ibnu Sha'sha'ah ?7.3. Dari 50 kali bertahap menjadi 45 kali (berkurang per-5 kali) seperti riwayat Anas bin Malik melalui jalur Hammad bin salamah dari Tsabit Al-banani ?8. Bagaimana proses awal pengurangan jumlah Shalat tersebut ?8.1. Nabi langsung meminta dispensasi tanpa bertemu dulu dengan arwah Nabi Musa ?8.2. Nabi terlebih dahulu bertemu dengan arwah Nabi Musa baru meminta dispensasi ?9. Apakah Nabi berjalan menggunakan Buraq ataukah langsung ?10. Siapa yang memberi Nabi pilihan air minum : Malaikat Jibril ataukah arwah Nabi Ibrahim ?11. Disebutkan sebelumnya Nabi shalat mengimami para arwah Nabi sebelumnya dibumi (di Baitul Maqdis), lalu ketika Nabi naik kelangit disebutkan bahwa Nabi sudah bertemu dengan mereka disetiap lapisan langit. Bagaimana dan kapan proses mereka naik kelangit dan langsung siap diposisinya masing-masing (setiap lapisan langit) padahal sebelumnya mereka baru saja shalat bersama Nabi sementara Nabi Muhammad sendiri baru saja naik bersama Jibril kelangit tahap demi tahap ? Padahal jarak antar langit cukup jauh dan perjalanan para ruh dari bumi menuju langit memakan waktu yang lama ?Bukankah Allah berfirman : Naik malaikat-malaikat dan ruh-ruh kepada-Nya dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (QS. Al-Maarij (70) : 4) ?Perbedaan waktu yang disebut dalam ayat diatas dinyatakan dengan angka satu hari malaikat dan ruh berbanding 50.000 tahun waktu bumi, perbedaan ini tidak ubahnya dengan perbedaan waktu bumi dan waktu elektron, dimana satu detik bumi sama dengan 1.000 juta tahun elektron atau 1 tahun Bima Sakti sama dengan 225 juta tahun waktu sistem solar. Jadi bila malaikat berangkat jam 18:00 dan kembali pada jam 06.00 pagi waktu malaikat, maka menurut perhitungan waktu dibumi sehari malaikat sama dengan 50.000 tahun waktu bumi. Dan untuk jarak radius alam semesta hingga sampai ke Muntaha dan melewati angkasa raya yang disebut sebagai 'Arsy Ilahi, 10 Milyar tahun cahaya diperlukan waktu kurang lebih 548 tahun waktu malaikat. Bagaimana menjelaskan poin 11 diatas ?12. Disaat awal Nabi berangkat : apakah beliau terjaga ataukah tertidur ?Dari dua belas pertanyaan yang kita kemukakan berdasarkan hasil perbandingan silang hadis-hadis shahih yang dirangkum oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani dalam kitab shahihnya, maka jelas dibutuhkan penjelasan yang kongkret dan memuaskan. Bahwa kemudian pertanyaan-pertanyaan ini dikembalikan lagi pada doktrin "Iman" maka ini akhirnya hanya sebuah pelarian dari ketidak berdayaan kita dalam mengkritisi dan menyikapi riwayat-riwayat yang saling berlawanan dalam dogma keyakinan kita. Fakta bahwa kita terlalu sering bersikap fanatik secara berlebihan dalam berkeyakinan sehingga mengalahkan keobyektifitasan dan analisa kita secara jujur. Bila ada yang mendebat hadis apalagi yang diperdebatkan hadis itu merupakan riwayat dari Imam Bukhari dan Imam Muslim maka mulailah kita sibuk untuk balik menyerang orang yang mengkritisi tersebut dengan sejumlah argumentasi yang pada hakekatnya malah tidak menyambung dengan apa yang dilontarkan oleh orang tersebut sebelumnya. Kita justru menerima sebuah pesan atau kritikan dari orang lain lebih banyak bukan untuk dipahami ataupun dianalisa namun justru untuk ditanggapi. Apa yang disampaikan oleh orang lain khususnya bila berhubungan dengan keyakinan kita maka kitapun cenderung mengartikannya sebagai bentuk serangan bukan menyikapinya sebagai sebuah masukan yang membangun ataupun memperbaiki diri. Kita sepakat bila firman Allah tidak mungkin salah atau saling kontradiksi, namun bagaimana dengan hadis ? bagaimana dengan hadis-hadis hasil periwayatan shahih para Imam seperti Bukhari, Muslim atau Ahmad bin Hambal ?Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. An-Nisa (4) :82)-- Salamun 'ala manittaba al HudaKhud al hikmah walau min lisani al k

TAHUN BARU ISLAM

Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 1 Muharam, bertepatan dengan 16 Juli 622 M, hari Jumat.
Memang, dalam peristiwa hijrah ini Nabi bertolak dari Mekah menuju Madinah pada hari Kamis terakhir dari bulan Safar, dan keluar dari tempat persembunyiannya di Gua Tsur pada awal bulan Rabiul Awal, tepatnya pada hari Senin tanggal 13 September 622.
Hanya saja, Sayidina Umar beserta sahabat-sahabatnya menginginkan bulan Muharram sebagai awal tahun hijriah. Ini lebih karena, beliau memandang di bulan Muharramlah Nabi berazam untuk berhijrah, padanya Rasulullah Saw selesai mengerjakan ibadah haji, juga dikarenakan dia termasuk salah satu dari empat bulan haram dalam Islam yang dilarang Allah untuk berperang di dalamnya. Sehingga Rasulullah pernah menamakannya dengan “Bulan Allah”
Kalau kita berupaya untuk menelusuri keterangan dari junjungan kita, Rasulullah Saw, dari hadits sahihnya kita dapati, bahwa ia adalah hari yang bersejarah bagi umat Yahudi, karena pada hari itulah Allah menyelamatkan Nabi Musa a.s. serta para pengikutnya, disaat menenggelamkan Firaun.
Muharram dalam perspektif Islam, merupakan salah satu dari empat bulan haram yang ada dalam Islam (Rajab, Zulka’dah, Zulhijjah dan Muharram). Dalam empat bulan ini, kita dilarang melancarkan peperangan kecuali dalam kondisi darurat yang tidak dapat kita elakan. Firman Allah Swt dalam surah At Taubah ayat 36: “Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Allah ada dua belas bulan (yang telah ditetapkan) di dalam kitab Allah ketika menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Ketetapan yang demikian itu adalah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan yang dihormati itu (dengan melanggar larangan-Nya) .Dan yang perlu diingat, hari-hari besar Islam tidak akan terjadi persis dengan musim kejadiannya, kecuali sekali dalam 33 tahun.